Buta Warna

           Sekitar 5% populasi manusia menderita buta warna. Buta warna merupakan gangguan herediter yang lazim diderita pria daripada wanita. Buta warna bervariasi antara buta satu warna tertentu (buta warna parsial) sampai buta warna total. Terjadinya buta warna ini disebabkan oleh tidak adanya atau ada tetapi sedikit sel kerucut warna merah dan hijau. Bila tidak ada sel kerucut merah, maka warna merah akan tampak hijau. Bila sel kerucut hijau tidak ada, maka benda hijau akan tampak merah. Bila ketiga macam sel kerucut (warna merah, hijau dan biru) tidak ada maka semua benda akan tampak hitam, dan seseorang akan menderita buta warna total. Buta warna dapat dites dengan cara sederhana, yaitu dengan menggunakan kartu tes buta warna yaitu Kartu Ishihara atau menggunakan benang warna-warni.

          Kartu Ishihara, merupakan kartu warna-warni (merah, hijau dan biru) dengan jumlah masing-masing kartu sama. Cara menggunakannya yaitu dengan menunjukkan kartu-kartu tadi kepada testee. Testee diminta menyebutkan setiap warna kartu yang ditujukkan dengan waktu tidak lebih dari tiga detik.  Tester mencatat semua jawaban dan kemudian membandingkan jumlah jawaban benar dan salah. Kesalahan menjawab sebesar 25% mengindikasikan testee buta warna parsial. Sedangkan kesalahan jawaban   > 50% mengindikasikan testee buta warna total. Dengan cara yang sama kartu-kartu berwarna-warni dapat diganti dengan benang warna-warni.

Referensi:

Anonim. 2011. Gangguan Penglihatan Warna. Diakses pada Hari Rabu, 29 Februari 2012 Pukul 21.12 WIB. http://pharos.co.id/news-a-media/beritakesehatan/458-gangguan-penglihatan-warna.html

______. 2011. Buta Warna, Kelainan yang Menurun. Diakses pada Hari Rabu, 29 Februari 2012 Pukul 21.22 WIB. http://www.ripiu.com/article/read/buta-warna-kelainan-yang-menurun.

Pratiwi, dkk. 2006. Biologi untuk SMA Kelas XI.Jakarta: Erlangga.

Soewolo, dkk.. 2005. Fisiologi Manusia.Malang: UM Press.

Syamsuri, Istamar, dkk.. 2007. Biologi untuk SMA Kleas XI Semester 2. Jakarta: Erlangga.

Siklus Hidup Tumbuhan Lumut (Bryophyta)

Pada tumbuhan lumut, proses reproduksi baik secara seksual dan aseksual berlangsung melalui suatu proses yang disebut sebagai metagenesis. Dalam metagenesis, terjadi pergiliran keturunan antara generasi sporofit (2n) dan generasi gametofit (n). Ketika ada spora yang jatuh pada tempat yang sesuai, maka spora tadi akan tumbuh menjadi protonema. Protonema tadi akan segera tumbuh menjadi tumbuhan lumut dewasa yang akan menghasilkan gamet jantan, yaitu anteridium yang akan menghasilkan spermatozoid dan juga menghasilkan gamet betina, yaitu arkegonium yang akan menghasilkan ovum. Apabila terjadi fertilisasi antara spermatozoid dengan ovum maka akan terbentuk zigot, zigot tadi akan segera berkembang menjadi sporogonium yang akan menghasilkan spora. Spora yang dihasilkan sporogonium akan membelah dan akan keluar serta tumbuh lagi menjadi protonema. Siklus akan berjalan seperti semula. Baca lebih lanjut

Tumbuhan Lumut (Bryophyta)

Tumbuhan Lumut (Bryophyta)

 

Tumbuhan lumut adalah tumbuhan pertama yang beradaptasi dengan lingkungan darat, menyesuaikan diri dengan lingkungan darat yang lembab dan basah. Karena merupakan peralihan dari habitat air ke habitat darat, maka tumbuhan lumut disebut pula tumbuhan amfibi (amphibious plant). Tumbuhan ini tergolong kelompok Cryptogamae, yaitu kelompok tumbuhan yang alat perkawinannya tersembunyi.

Tingkat perkembangan lumut lebih maju dari kerabat dekatnya, yaitu alga. Hal tersebut disebabkan oleh sifat hidupnya yang sebagian besar sudah berada di darat. Selain itu, pada lumut yang berhabitus seperti tumbuhan tingkat tinggi, dalam batangnya sudah ada sekelompok sel-sel memanjang sebagai buluh pengangkut. Lumut juga sudah memiliki rizoid (struktur menyerupai akar pada tumbuhan tingkat tinggi) sebagai alat penyerap dan pelekat. Pernahkah kalian memperhatikan dinding kamar mandi atau tembok-tembok yang lembab di sekitar tempat tinggal kalian? Kalian akan menemukan lapisan hijau seperti beludru yang merupakan kumpulan lumut. Mengapa lumut menyukai tempat yang lembab dan teduh? Ini karena saat bereproduksi tumbuhan tersebut membutuhkan air untuk melakukan pembuahan. Tanpa air, sel-sel kelamin jantan tidak bisa mencapai sel-sel kelamin betina. Baca lebih lanjut